Cerita Cinderella
Dahulu kala, di sebuah kerajaan yang makmur hiduplah seorang gadis cantik jelita yang baik hati. Ia tinggal di rumah yang besar dan megah bersama ayah dan ibunya. Ayahnya seorang saudagar kaya dan ibunya seorang wanita yang lembut dan bijaksana. Gadis itu juga sayang kepada hewan-hewan peliharaannya. Mereka hidup bahagia hingga pada suatu hari ibunya terserang penyakit keras dan tidak bisa disembuhkan. Gadis itu sangat berduka. Sekarang gadis itu tinggal bersama ayahnya.
Selang beberapa tahun kemudian, sang ayah menikah dengan seorang janda yang memiliki dua anak gadis yang bernama Anastasia dan Dulsela. Sang ayah berharap, anaknya tidak akan kesepian lagi selama ia pergi ke kota. Sekarang sang ayah tidak perlu merasa cemas karena anaknya sudah ada yang menemani. Sang ayah pun pergi ke kota.
Pada suatu hari, pintu diketuk oleh seseorang. Dan orang itu membawa berita duka. Sang Ayah terkena penyakit dan tidak bisa disembuhkan. Sang gadis sangat terkejut dan kembali berduka. Kini ia harus hidup bersama ibu tirinya dan saudara tirinya.
Sejak saat itu sang ibu tiri dan saudara tirinya menunjukkan sifat aslinya. Pemalas, iri hati, dan dengki. Ia diperlakukan bak pembantu rumah tangga. Ia harus selalu mengerjakan semua pekerjaan rumah. Mulai dari menyapu, mengepel lantai, mencuci baju, membersihkan perabot dapur, sampai mengurus kebun dan peternakan. Kakak-kakak perempuannya yang jahat selalu memarahinya dan memanggilnya “Cinderella” yang berarti gadis kotor dan penuh dosa. “Nama yang cocok untukmu,” ujar mereka dengan tertawa senang. Cinderella hanya diam membisu menahan sedih.
Sampai pada suatu hari, utusan kerajaan menyebarkan surat undangan dari istana Raja. Semua gadis di seluruh pelosok negeri diundang ke pesta dansa sang pangeran. Raja hendak mencari calon pendamping bagi putera mahkota. Semua gadis merasa sangat senang dan langsung mempersiapkan diri menyambut undangan itu.
“Aduh, aku harus memakai gaun pesta terindah dan berdandan paling cantik,” gumam salah seorang kakak tiri Cinderella.
“Ah, pasti Pangeran akan memilihku untuk berdansa dengannya,” lanjut kakak tiri yang lain. Diam-diam Cinderella pun mempersiapkan diri. Ia mengambil baju pesta ibunya yang sudah lama. Ia jahit kembali agar pas dengan tubuhnya. Akhirnya usahanya tidak sia-sia. Baju ibunya bisa ia kenakan ke pesta itu. Ia siap pergi ke pesta dansa. Tapi apa yang terjadi?
“Kamu tidak pantas datang ke pesta dansa ! Wajahmu dekil dan baju pesta pun tidak punya. Kami malu mengajakmu,” ejek ibu tiri pada Cinderella. Cinderella sedih karena tidak boleh turut serta.
Malam itu setelah semua berangkat ke pesta, Cinderella kembali ke kamarnya. Dari balik jendela, ia memandangi langit malam yang penuh bintang. Cinderella berucap dalam hati, “Ah, alangkah bahagianya jika aku juga bisa hadir ke pesta itu.” Tiba-tiba sebuah bintang dilangit datang menghampiri jendela kamar Cinderella dan berubah wujud menjadi seorang wanita cantik berjubah biru. Ia memiliki sepasang sayap seperti kupu-kupu di punggungnya. Wajahnya bersinar dan tersenyum ramah. Cinderella sangat terkejut,
“ Siapakah engkau?” tanya Cinderella.
“ Jangan takut. Aku adalah Ibu Peri pelindungmu. Aku datang untuk mengabulkan permohonanmu,” jawab Ibu Peri. “Bawalah kemari empat ekor tikus dan dua ekor kadal.” Setelah Cinderella mengumpulkan semuanya, Ibu peri membawa tikus dan kadal tersebut ke kebun di halaman belakang rumah.
“Debu bintang bertaburan!” kata Ibu Peri sambil mengacungkan tongkat sihirnya. Ajaib! Buah labu di kebun menjadi sebuah kereta kencana, tikus-tikus berubah menjadi empat ekor kuda dan kadal-kadal berubah menjadi dua orang sais.
“Debu bintang bertaburan!” sekali lagi Ibu Peri mengacungkan tongkat sihirnya. Tring! Kini Cinderella yang kumal berubah menjadi seorang putri cantik yang siap pergi ke pesta dansa. Ia mengenakan sebuah gaun yang indah bertaburan permata dan kakinya memakai sepasang sepatu kaca. Cinderella menari berputar-putar karena sangat bahagia.
“Sihir debu bintang akan lenyap setelah lonceng berdentang dua belas kali. Karena itu, pulanglah sebelum lewat tengah malam,” pesan Ibu Peri kepada Cinderella.
“Baik, Ibu Peri yang baik hati. Terimakasih atas semua pertolonganmu,” jawab Cinderella berseri-seri. Ia bergegas naik kereta kuda dan pergi menuju istana Raja.
Ketika Cinderella tiba di aula istana, semua tamu yang hadir memandang Cinderella dengan kagum.
“Betapa cantiknya putri itu. Mengapa kita belum pernah melihatnya? Dari negeri mana dia berasal?” tanya mereka satu sama lain.
Sang Pangeran yang melihat Cinderella dari kejauhan juga terkesima. Ia menghampiri Cinderella dan mengajaknya berdansa. Cinderella menyambutnya uluran tangan sang Pangeran dengan penuh suka cita. Mereka berdua menari diiringi musik dansa yang merdu. Ibu tiri dan kedua kakak Cinderella yang berada di ruangan itu tidak tahu kalau putri yang cantik jelita itu adalah Cinderella.
“Sungguh pasangan yang amat serasi,” gumam tamu-tamu.
“Nona adalah putri yang saya impikan selama ini,” kata Pangeran pada Cinderella. Wajah Cinderella bersemu merah karena malu. Mereka berdua sangat bahagia dan berdansa sampai lupa waktu. Tiba-tiba lonceng istana mulai berdentang dua belas kali.. ting tong ting tong!
“Astaga, sudah tengah malam! Maafkan saya, Pangeran. Saya harus segera pulang. Sampai jumpa,” kata Cinderella sembari menarik tangannya dari genggaman sang Pangeran. Ia berlari keluar istana. Saat menuruni anak tangga, sepatu kaca Cinderella terlepas sebelah. Cinderella tidak sempat mengambilnya karena terus berlari dan cepat-cepat naik kereta kuda.
Pasukan istana tidak berhasil mengejar kereta kuda yang dinaiki Cinderella. Pangeran sangat sedih karena ia telah kehilangan jejak putri yang dicintainya. Ia bahkan belum menanyakan nama dan dari mana asal Cinderella . Tiba-tiba Pangeran melihat sepatu kaca milik Cinderella di tangga istana, Sang Pangeran langsung mengambilnya.
“Ah, sepatu ini pasti miliknya. Aku harus segera menemukan gadis itu.” Tekad sang Pangeran.
Esok harinya, Pangeran mengutus rombongan pengawal untuk mendatangi setiap rumah tempat tinggal para gadis yang kemarin malam datang ke pesta dansa. Satu per satu putri-putri itu mencoba sepatu kaca Cinderella, tapi tak ada yang cocok. Ada yang kebesaran, ada pula yang kekecilan.
Sampai akhirnya, rombongan pengawal tiba di rumah Cinderella dan disambut oleh ibu tiri beserta kedua kakak tirinya.
“Kami mencari seorang putri yang kakinya cocok dengan sepatu ini,” kata pemimpin rombongan.
“Itu sepatuku!” tukas salah seorang kakak tiri Cinderella.
“Bukan! Akulah pemilik sepatu ini!” sela kakak tiri yang lain tak mau kalah.
Namun ketika mereka berdua mencobanya, kaki mereka tidak muat karena terlalu besar. Pemimpin rombongan sangat kecewa karena belum juga menemukan putri yang kakinya pas pada sepatu kaca itu, padahal ini adalah rumah terakhir dalam daftar kunjungan. Tiba-tiba pemimpin rombongan melihat Cinderella yang sedang menyapu daun-daun kering di halaman belakang rumah.
“Hei, Nona! Ayo, kemari dan cobalah sepatu ini” panggil pemimpin rombongan.
Ibu tiri berusaha menghalang-halangi Cinderella, “Dia hanya pembantu di rumah ini. Tidak pantas jika ia mencoba sepatu kaca yang indah itu.” Dengan sengaja, ibu tiri menyenggol sepatu kaca yang dibawa oleh pemimpin istana. Praaang..! Sepatu kaca itu jatuh ke lantai dan pecah berkeping-keping. Bukan main paniknya pemimpin rombongan. Dia takut kalau Raja akan menghukumnya bila tidak berhasil menemukan gadis idaman sang Pangeran.
Lalu Cinderella datang menghampiri pemimpin rombongan dan berkata, “Jangan khawatir, Pak. Saya memiliki sepatu kaca pasangannya.” Dari sakunya bajunya, Cinderella mengeluarkan sebuah sepatu kaca yang sama persis dengan sepatu kaca telah pecah. Pemimpin rombongan memakaikan sepatu itu di kaki Cinderella dan ternyata pas sekali.
“Ah, ternyata Nona adalah putri itu. Mari, ikut hamba untuk menemui Putra Mahkota,” sorak si pemimpin rombongan. Para pengawal tersenyum bahagia dan mengantar Cinderella menuju istana. Cinderella disambut bahagia oleh seluruh penghuni kerajaan. Raja amat bersyukur karena Putera Mahkota telah menemukan pujaan hatinya. Tak lama waktu berselang, Pangeran dan Cinderella menikah dan hidup bahagia selama-lamanya. |
Komentar
Posting Komentar